dekatnya diri kita pada Allah....hanya dirikita lah yg tau, berapa besar cintanya kita pada Allah hanya dirikitalah yg tau, berapa banyak sudah dosa2 kita pada Allah juga hanya dirikitalah yg tau, ingat.... Allah Maha Mengetahui segalanya,sekecil apapun itu, Ya Allah jagalah selalu hati kami, perliharalah selalu keiman...an kami, jagalah kami agar selalu dijalan Mu, Teguhkanlah kami selalu pd agama Mu...

Selasa, 09 Februari 2010

Pohon Kebahagiaan

Ketahuilah, bahwa iman didalam diri manusia ibarat sebuah pohon.Pernyataan ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw.bahwa iman di dalam diri manusia memiliki cabang sampai tujuh puluh lebih cabang.Akarnya adalah ucapan Laa Ilaaha Illallah dan ujungnya adalah menyingkirkan duri dari jalan.

Nampaknya hadits Rasulullah ini juga sebagai salah satu penjelasan firman Allah swt, yang maksudnya bahwa, perumpamaan kalimat Thoyyibah (Laa ilaaha Illa Allah ) adalah seperti pohon yang subur.Akarnya menancap di bumi dan cabang cabangnya menjulang kelangit.Dengan izin tuhannya, pohon itu selalu memberikan buahnya kepada pemiliknya setiap saat.

Begitulah gambaran iman yang ada di dalam diri manusia. Sebagaimana keadaan pohon di hutan atau di kebun, iman yang ada di dalam diri manusia ada yang masih hidup ada yang sudah mati.Ada yang masih segar ada juga yang sudah layu.

Lihatlah, kenapa di satu kebun ada pohon yang hidup segar, daun daunnya menghijau,dan buahnya ranum.Sementara ada pohon lain yang hidup merana, daun daunnya layu menguning dan tidak sempat mengeluarkan buah ? Tentu saja akal kita secara spontan akan menjawab, ini masalahnya pasti ada di akar.

Kenapa dengan akar ? ya , tentu saja pohon yang segar tadi akarnya tercukupi dengan siraman air dan mendapatkan kadar humus tanah yang cukup dan tidak adanya firus tanaman yang menjangkiti. Sebaliknya, pohon yang merana tadi tentu saja akarnya tidak mendapatkan apa yang ia butuhkan dan bisa saja ada firus atau hama yang menjangkit di situ. jadi intinya di akar bukan ?

Nah, di dalam diri kita juga ada akar yang sangat menentukan kebahagiaan kita. Apa itu ? itulah iman yang ada di dalam hati kita , di balik dada kita.Iman ini memang tidak terlihat mata, karena ada dibalik dada kita. Sebagaimana akar pohon tidak terlihat mata karena ada di dalam tanah.

Lalu bagaimana kita bisa mengetahui, kalau iman yang merupakan akar kehidupan kita ini dalam keadaan sehat, segar dan kuat ? Tentu saja kita harus melihat batang pohon yang nampak oleh mata kita, yang berada di atas tanah,yang berhubungan langsung dengan akar kita.Kemudian setelah itu kita periksa cabang dan rantingnya, daun, bunga dan buahnya.

Apakah batang pohonnya ? Itulah rukun islam yang lima. yaitu. Membaca Syahadat, Sholat lima waktu,puasa di bulan Romadhon, Zakat dan Haji. Semuanya ini dapat kita lihat di anggota tubuh kita.

Setelah kita membaca syahadat, ini sebagai buktki telah ada akar atau iman di dalam dada kita. Akan tetapi ini belum bisa membuktikan bahwa iman atau akar kita kuat segar dan sehat.

Kemudian lihatlah sholat kita, apakah sholat kita telah memenuhi tiga kriteria ? yaitu pertama, gerakan sholat kita telah sesuai dengan gerakan sholat Rasulullah. Kedua, Kita mendirikannya dengan hati yang ikhlas dan khusuk. Ketiga, kita melaksanakannya dengan cara berjamaah di masjid bagi laki laki. Kalau ini telah ada didalam sholat kita. ini salah satu tanda bahwa iman atau akar kita yang tidak nampak itu, telah menjadi sehat segar dan kuat. Namun kalau yang kita temukan justru kurang dari itu, maka itu petunjuk kepada kita bahwa iman kita belum begitu sehat segar dan kuat.

Lihat pula puasa kita di bulan Romadhon, lihat pelaksanaan zakat kita, lihat pula kualitas haji kita. maka jawabannya sudah ada pada diri kita masing masing. Dan di situlah kita dapat mengetahui kesegaran, kesehatan dan kekuatan iman kita.

Setelah kita melihat batang pohon diri kita, maka selanjutnya kita akan menemukan keselarasan pada keadaan cabang cabang kita. apakah cabang cabang diri kita itu? itulah muamalah kita. Hubungan kita dengan sesama manusia, baik di bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya.

Bagaimana cara kita mencari kebutuhan hidup kita, apakah kita mendapatkannya dengan cara yang halal, ataukah kita tidak peduli apakah kita mendapatkannya dengan cara yang halal atau dengan cara yang haram. Banyak orang yang berani memasukkan kedalam perutnya dan perut keluargannya makanan yang haram atau yang di perolehnya dengan cara yang haram. Demikian pula rumahnya yang besar seperti istana dibangun dengan uang haram. Tidak ketinggalan mobilnya yang mewah juga di beli dengan uang yang seperti itu. orang orang seperti itu ibarat sebuah pohon yang salah satu cabangnya mengering, tidak tersuplai air dan pupuk yang cukup dari akarnya.

Orang orang seperti itu sudah dapat di tebak, pasti batang pohon imannya telah mengering lebih dahulu.Orang orang seperti itu pasti sholatnya, tidak benar cara melakukannya,Puasanya dibulan romadhon pasti hanya menahan lapar dan haus. Zakatnya pasti tidak diperhatikan. Hajinya pasti cuma Jalan jalan. Dan itu semua pasti di sebabkan akarnya. Kenapa akarnya ? jangan jangan akarnya sudah membusuk,karena terkena firus atau karena tidak tersuplai air dan pupuk yang cukup.

Lihat pula bagaimana cara mereka berpolitik. Apakah mereka meraih kekuasaan dengan sehat ataukah dengan menghalalkan segala cara. Apakah sebelum pemilu sudah biasa memberi hadiah duit kepada masyarakat sebagai sedekah yang ikhlas, atau hanya pas waktu menjelang PEMILU saja. Kalau diwaktu Pemilu saja, tentu saja itu namanya menyuap atau menyogok rakyat. Sedangkan yang menyogok dan di sogok tempatnya di neraka. Karena itu dilarang agama. Kok mereka tidak takut masuk neraka, kenapa ya? itu dia, karena akarnya sudah busuk atau imannya sudah mati.Mereka tidak takut lagi kepada Allah dan siksa akhirat. Lihat saja sholatnya, pasti kacau, atau jangan jangan malah enggak sholat. Lihat saja puasanya pasti pura pura, atau malah enggak pernah puasa di bulan romadhon.Dan lihat pula Zakat dan hajinya, gak jamin deh orang orang kayak gitu.

Lihat pula bagaimana mereka bersosial dan bermasyarakat. Dan lihat pula bagaimana budaya mereka dalam kehidupan. itu semua namanya muamalah. Itulah yang disebut ibadah ghairu mahdhoh, atau ibadah tidak langsung. Itulah cabang. Sedangkan, Sholat, puasa zakat dan haji, itu namanya ibadah mahdhoh atau iabadah langsung. itulah batang pohon.

Kemudian lihatlah kehidupan keluarga kita, apakah didalam keluarga kita ada sakinah, mawaddah warohmah. Atau bahasa kitanya, ketenangan, cinta dan kasih sayang ? atau malah sebaliknya. inilah yang disebut mu'asyaroh. Mu'asyaroh ibarat ranting dan daun bagi sebuah pohon. Ranting dan daun ini kondisinya sangat tergantung pada cabang, batang pohon dan tentu saja yang sangat menentukan adalah keadan akar, yaitu iman.

Dan yang terahir lihatlah bunga dan buah kita, yaitu akhlak kita. Adakah kita berbuga indah dan harum dan berbuah ranum dan manis. tentu saja ini semua tergantung kepada akar, batang pohon, cabang, serta ranting dan daun.

Begitulah pohon iman ini. Ia harus hidup segar dan kuat dalam diri kita. Ia tidak boleh membusuk, kering dan layu.

Orang yang bahagia, ialah orang yang imannya sehat segar dan kuat. Dengannya ibadahnya menjadi sempurna. Darinya terlahir mu'amalah yang bersih dan mu'asyaroh yang harmonis, penuh sakinah mawaddah warahmah. Dan puncaknya semua itu akan membuahkan akhlak yang manis dan harum. Dan akhirnya surga menjadi rindu kepadanya.

Inilah pohon kebahagiaan, dimana setiap kita harus merawatnya. Menyiraminya dengan ilmu yang bermanfaat. Memupuknya dengan dakwah dan nasihat. Menjaganya dengan sikap ikhlas, istiqomah dan kesabaran serta perasaan syukur yang mendalam.

Semoga Allah menjadikan kita semua menjadi kekasihnya. Amin. Wallahu A'lam.